PERAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE TERHADAP COVID-19

02/19/2021 03:54:05 PM

Peran kecerdasan buatan atau artificial intelegence dalam menangani covid 19 ini sangat dimanfaatkan oleh berbagai para ilmuwan. sekelompok ilmuwan dilaporkan menggunakan machine learning untuk menemukan obat yang sudah ada bagi lansia yang menderita Covid-19.

“Membuat obat baru membutuhkan waktu lama. Satu-satunya pilihan yang bijaksana adalah dengan menggunakan kembali obat-obatan yang ada,” kata salah satu penulis studi ini, Caroline Uhler, ahli biologi komputasi di Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Tim peneliti tengah mencari kombinasi pengobatan potensial agar dapat membantu ahli medis menemukan obat bagi lansia dengan menganalisis perubahan ekspresi gen dalam sel paru-paru yang disebabkan oleh penyakit Covid-19.

Adapun 3 langkah yang dapat dilakukan sekelompok ilmuwan tersebut dalam mencari obat Covid-19 bagi lansia yaitu:

  1. Membuat daftar kandidat obat menggunakan autoencoder, sejenis jaringan saraf yang menemukan representasi data dengan cara yang tidak diawasi.
  2. Para peneliti mempersempit daftar dengan memetakan interaksi protein yang terlibat dalam jalur penuaan dan infeksi.
  3. Menggunakan algoritme statistik untuk menganalisis kausalitas dalam jaringan. Ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi gen spesifik yang harus ditargetkan obat untuk meminimalkan dampak infeksi.

Cara tersebut memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi gen spesifik yang harus ditargetkan obat untuk meminimalkan dampak infeksi. Sistem tersebut menyoroti gen RIPK1 sebagai target yang menjanjikan untuk obat COVID-19. Para peneliti kemudian menemukan daftar obat yang disetujui yang bekerja pada RIPK1.

Tetapi mereka juga dapat memperluas kerangka kerja menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) ke infeksi lain.

Eurek Alert memberitakan, Covid-19 rata-rata membahayakan pasien yang lebih tua daripada yang lebih muda. Hipotesis umum yang menyebabkan kondisi itu adalah sistem kekebalan yang menua.

Selain itu, perubahan paru-paru yang menjadi lebih kaku karena penuaan menunjukkan pola ekspresi gen yang berbeda dibandingkan pada orang yang lebih muda.

Uhler berencana membagikan temuan timnya dengan perusahaan farmasi. Dia menekankan bahwa sebelum obat apa pun yang mereka identifikasi dapat disetujui untuk digunakan kembali pada pasien Covid-19 lansia, pengujian klinis diperlukan untuk menentukan kemanjuran.

“Sementara ini kami menerapkan platform komputasi AI kami dalam konteks SARS-CoV-2, algoritma kami mengintegrasikan modalitas data yang tersedia untuk banyak penyakit, sehingga membuatnya dapat diterapkan secara luas,” tutup mereka.

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210216192145-185-607044/ahli-manfaatkan-ai-untuk-identifikasi-obat-lawan-covid-19

https://inet.detik.com/science/d-5375749/ai-dipakai-identifikasi-obat-untuk-lawan-covid-19


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *